Senin, 04 Juli 2011

HEMIPLEGIA


HEMIPLEGIA
A.    PENGERTIAN

v  Hemiplegia adalah kelumpuhan total pada lengan, kaki, dan bagasi di sisi yang sama dari tubuh. Hemiplegia Hemiplegia lebih berat dibanding dengan hemiparesis , dimana satu setengah tubuh telah menandai kelemahan kurang.
v  ketidakmampuan untuk menggerakkan sekelompok otot di satu sisi tubuh. Ketika hemiplegia disebabkan oleh stroke, sering melibatkan otot-otot di wajah, lengan dan kaki.
v  kelumpuhan yang terjadi pada satu sisi anggota gerak
v  pengendapan lemak yang lama-lama menebal dan menyubat pembuluh darah kemudian mengganggu peredaran darah ke otak. Sehingga menyebabkan kepala kekurangan suplai O2 dan darah.Apabila seseorang mengalami demikian menyebabkan sulit berbicara, mulut merot ke sisi atau samping, mata sulit melihat, kesulitan berfikir, hilang kesadaran dan salah satu sisi muka atau tubuhnya mengalami kelayuan. Kondisi seperti itu jika tidak di atasi dengan baik maka pembuluh nadi bisa pecah, darah keluar mendesak otak dan akan mengakibatkan kelumpuhan.

B.     ETIOLOGI

a)      Pada bayi :
ü  Proses kehamilan
ü  Pengaruh forseps atau trauma persalinan yang ,enyebabkan cidera otak
b)      Pada orang dewasa
ü  Trauma
ü  Perdarahan,
ü   Infeksi otak
ü   Kanker
ü  Stroke (hipertensi, perokok)
c)      Bisa juga disebabkan oleh beberapa penyakit :
ü  Vascular: pendarahan otak , stroke
ü  Infektif: ensefalitis , meningitis , abses otak
ü  Neoplastik: glioma - meningioma
ü  Demielinasi: sclerosis disebarluaskan , lesi ke kapsul internal
ü  Trauma: laserasi otak, hematoma subdural jarang menyebabkan hemiplegia adalah karena suntikan bius lokal diberikan intra-arterially cepat, bukan diberikan dalam cabang saraf.
ü  Bawaan: cerebral palsy
ü  Disebarluaskan: multiple sclerosis
ü  Psikologis: Parasomnia ( nokturnal hemiplegia)

C.     PATOFISIOLOGI

Etiologi

Kekurangan suplai oksigen pada otak

Kematian neuron

saluran kortikospinal rusak

Cidera dimanefestasikan pada sisi berlawanan tubuh



Hemiplegi dextra / hemiplegi sinistra

D.    TANDA DAN GEJALA

Hemiplegia berarti kelemahan parah dari anggota badan pada satu sisi tubuh tetapi fitur tertentu dapat sangat bervariasi dari orang ke orang.Masalah bisa meliputi:
ü  Kesulitan dengan kiprah
ü   Kesulitan dengan saldo sambil berdiri atau berjalan
ü  Memiliki kesulitan dengan motor kegiatan seperti memegang, menggenggam atau menjepit
ü  Peningkatan kekakuan otot
ü  Otot kejang
ü  Kesulitan dengan pidato
ü  Kesulitan menelan makanan
ü  Keterlambatan yang signifikan dalam mencapai tahap perkembangan seperti berdiri, tersenyum, merangkak atau berbicara
ü  anak yang menderita hemiplegia juga memiliki perkembangan mental yang abnormal
ü  Perilaku masalah seperti kecemasan, kemarahan, lekas marah, kurang konsentrasi atau pemahaman
ü  Emosi-depresi

E.     TEST DIAGNOSTIK

ü  Pemeriksaan klinis untuk mengidentifikasi ketidaknormalan tonus, seringnya terjadi hipotonik yang diikuti dengan hipertonik, ketidaknormalan postur dan keterlambatan perkembangan motorik.
ü  Ultrasonografi kranial untuk mendeteksi hemoragi dan iskemik hipoksik.
ü  CT scan untuk mendeteksi lesi-lesi susunan saraf pusat
ü  Tomografi emisi positron dan tomografi terkomputerisasi emisi foton tunggal untuk melihat metabolisme dan perfusi otak.
ü  MRI untuk mendeteksi lesi-lesi kecil.

F.      PENATALAKSANAAN
1.    Pengobatan harus didasarkan pada penilaian oleh para profesional kesehatan yang relevan, termasuk :           
ü  Obat dapat digunakan untuk mengobati masalah-masalah yang berkaitan dengan. Obat seperti Librium atau Valium dapat digunakan sebagai suatu relaksan. Obat-obatan juga diberikan kepada individu yang mengalami kejang berulang, yang mungkin menjadi masalah tersendiri tetapi terkait setelah cedera otak .
ü  Pembedahan mungkin digunakan jika individu mengembangkan masalah sekunder contracture , dari ketidakseimbangan parah aktivitas otot. Dalam kasus seperti ini, ahli bedah dapat memotong ligamen dan meringankan kontraktur sendi. Individu yang tidak mampu menelan mungkin memiliki tabung dimasukkan ke dalam perut. Hal ini memungkinkan makanan yang akan diberikan langsung ke dalam perut. Makanan dalam bentuk cair dan ditanamkan pada tingkat rendah.. Beberapa individu dengan hemiplegia akan mendapatkan keuntungan dari beberapa jenis prostetik perangkat.. Ada banyak jenis kawat gigi, dan splints tersedia untuk menstabilkan sendi, membantu dengan berjalan dan menjaga tubuh bagian atas tegak.
ü  Rehabilitasi adalah pengobatan utama dari individu dengan hemiplegia. Dalam semua kasus, tujuan utama dari rehabilitasi adalah untuk mendapatkan kembali fungsi maksimum dan kualitas hidup. Baik fisik dan terapi okupasi secara signifikan dapat meningkatkan kualitas hidup. Terapi fisik dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, mobilitas seperti berdiri dan berjalan, dan fungsi fisik lainnya. terapi Kerja dapat membantu individu kereta kegiatan hidup sehari-hari seperti menyikat gigi, menyisir rambut atau dressing.
ü  Fisioterapi
1)      Elektro Terapi
Elektro terapi yang digunakan pada kondisi ini adalah Continuous Electro Magnetic 27 MHz (CEM). Merupakan arus AC dengan frekuensi terapi 27 MHz yang memproduksi energi elektromagnetik dengan panjang gelombang 11,6 meter, di gunakan untuk menimbulkan berbagai efek terapeutik melalui suatu proses tertentu dalam jaringan tubuh. Arus CEM ini menghasilkan energi internal kinetika di dalam jaringan tubuh sehingga timbul panas; energi ini akan menimbulkan pengaruh biofisika tubuh misalnya pada thermosensor lokal maupun sentral (kulit dan hipotalamus) dan juga terhadap struktur persendian. Tujuan yang diharapkan dan arus CEM ini adalah menurunkan aktifitas noxe sehingga nyeri berkurang, meningkatkan elastisitas aringan dan sebagai pendahuluan sebelum exercises.
2)      Terapi Manipulasi
Terapi manipulasi yang diberikan adalah gerakan roll dan slide pada gerakan-gerakan sendi bahu yang mengalami keterbatasan. Tujuan metode ini adalah membebaskan perlengketan pada permukaan sendi, sehingga jarak gerak sendi akan bertambah. Dasar teknik ini adalah memperhatikan bentuk kedua permukaan sendi dan mengikuti aturan Hukum Konkaf dan Konveks suatu persendian.
3)      Exercises Therapy
Exercises therapy yang diberikan pada kondisi tersebut adalah latihan Resistance Exercises dan Metode Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) yang bertujuan meningkatkan kekuatan otot daerah bahu baik manual maupun dengan menggunakan beban. Selain itu juga dapat diberikan latihan dengan teknik Hold Relax yang bertujuan untuk mengulur otot -otot yang memendek pada daerah bahu.
Latihan tersebut sebaiknya dilaksanakan setelah penderita mendapatkan modalitas elektro terapi.
4)      Latihan aktivitas sehari-hari
Bentuk aktivitas yang bermanfaat bagi penderita frozen shoulder adalah menyisir rambut, mengambil sesuatu yang tinggi, mengambil dompet, memutar lengan, dan mengangkat beban yang kecil-kecil.

G.    KOMPLIKASI

ü  sulit berbicara
ü  mulut merot ke sisi atau samping
ü  mata sulit melihat, kesulitan berfikir
ü  hilang kesadaran
ü  salah satu sisi muka atau tubuhnya mengalami kelayuan.
ü  pembuluh nadi bisa pecah darah keluar mendesak otak dan akan mengakibatkan kelumpuhan.

VERTIGO


VERTIGO

A.   PENGERTIAN
Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan suatu gejala, penderita merasakan benda-benda di sekitarnya bergerak-gerak memutar atau bergerak naik-turun karena gangguan pada sistem keseimbangan.(Arsyad soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2002).
Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali. Sesuai kejadiannya, vertigo ada beberapa macam yaitu :
§  Vertigo spontan
Vertigo ini timbul tanpa pemberian rangsangan. Rangsangan timbul dari
Penyakitnya sendiri, misalnya pada penyakit Meniere oleh sebab tekanan
Endolimfa yang meninggi. Vertigo spontan komponen cepatnya mengarah ke jurusan lirikan kedua bola mata.
§  Vertigo posisi
Vertigo ini disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo timbul karena perangsangan pada kupula kanalis semi-sirkularis oleh debris atau pada kelainan servikal. Debris ialah kotoran yang menempel pada kupula kanalis semi-sirkularis. 
§  Vertigo kalori
Vertigo yang dirasakan pada saat pemeriksaan kalori. Vertigo ini penting ditanyakan pada pasien sewaktu tes kalori, supaya ia dapat membandingkan perasaan vertigo ini dengan serangan yang pernah dialaminya. Bila sama, maka keluhan vertigonya adalah betul, sedangkan bila ternyata berbeda, maka keluhan vertigo sebelumnya patut diragukan.(Priguna shidarta, 2004)
JENIS - JENIS VERTIGO BAERDASARKAN PENYEBABNYA :
-        Vertigo epileptica : Pusing yang mengiringi atau terjadi sesudah  serangan ayan.
-        Vertigo Laryngea : pusing karena serangan batuk.
-        Vertigo Nocturna : Rasa seolah-olah akan terjatuh pada permulaan tidur.
-        Vertigo Ocularis : pusing karena penyakit mata, khususnya karena kelumpuhan atau ketidakseimbangan kegiatan otot-otot bola mata.
-        Vertigo Rotatoris : pusing seolah-olah semua di sekitar badan berputar-putar.(Mardjono dan Shidarta, 2004)

B.   ANATOMI DAN FISIOLOGI
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari syaraf sentral yang terletak didalam rongga tengkorak yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.(Syarifuddin,2002)
1)    Pembagian susunan syaraf terdiri dari :
a.     Susunan syaraf sentral/ pusat
1.    Medula Spinalis
Dalam medula spinalis keluar 31 pasang saraf , trdiri dari :
a.     Servkal : 8 pasang
b.    Torakal : 12 psang
c.     Lumbal : 5 pasang
d.    Sakral : 5 pasang
e.     Koksigial : 1 pasang
2.    Otak
a.     Otak Besar ( Serebrum )
b.    Otak  kecil (Serebelum )
c.     Batang  otak ( Trunkus Serebri )
b.    Susunan syaraf perifer
1.    Susuna syraf somatik
Susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang
2.    Susunan syaraf Otonom
Susunan saraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan otot tak sadar.
a.     Susunan syaraf simpatis
b.    Susunan syaraf parasimpatis
2)    Meningen ( Selaput otak )
Merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang, melindungi struktur syaraf  halus yang membawa pembuluh darah dan caiiran sekresi memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari 3 lapisan
a.     Durameter ( lapisan sebelah luar )
Selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat. Dibagian tengkorak terdiri dari selaput tulang tengkorak dan durameter propia dibagian dalam. Didalam kanalis vertebralis  kedua lapisan ini terpisah. Durameter pada tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darahbvena dari otak, rongga ini dinamakan sinus longitudinal superior, terletak diantara kedua hemisfer otak.
b.    Arakhnoid ( lapisan tengah )
Merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dengan piameter membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan syaraf sentral. Medula spinalis terhenti setinggi di bawah lumbal I-II terdapat kantong berisi cairan, berisi syaraf perifer yang keluar dari medula spinalis dapat dimanfaatkan untuk mengambil cairan otak yang disebut fungsi lumbal.
c.     Piameter ( lapisan sebalah dalam )
Merupkan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak, piameter berhubungan dengan araknoid melalui struktur-struktur jaringan ikat yang disebut trabekel.
v Saraf Kepala
Susunan saraf terdiri pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak berhubungan erat dengan otot panca indera. Yang terdiri dari :
1.    Nervus Olvaktorius : penghidu
2.    Nervus Optikus : penglihatan
3.    Nervus Okulomotoris : penggerak bola mata
4.    Nervus Troklearis : memutar bola mata
5.    Nervus Trigeminus : sensasi wajah, hidung, mulut, gigi, dan meningen
a.     Nervus optalmikus
b.    Nervus Maksilaris
c.     Nervus Mandibularis
6.    Nervus Abdusen : motorik mata lateral
7.    Nervus Fasialis : sensasi umu wajah, pengecap, motorik wajah
8.    Nervus Statoacusticus : pendengaran dan keseimbangan
9.     Nervus Glosopharyngeus : lidah dan pharing sensorik motorik
10.                        Nervus Vagus : motorik pharyng dan pita suara, sensori dibawah pharyng dan alat-alat dalam tubuh.
11.                        Nervus Accesorius
12.                        Nervus Hypoglosus : otot lidah
C.   ETIOLOGI
Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Penyebab umum dari vertigo:
1.     Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2.     Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
3.     Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
4.     Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau keduanya.
5.     Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan arteri basiler.(Anonim, 2004)
D.   PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya
(http://www.kalbefarma.com)
D.   TANDA DAN GEJALA
§  Tempat berpijak terasa berputar atau bergerak-gerak
§  Benda di sekitar bergerak atau berputar
§  Mual
§  Muntah
§  Sulit berdiri atau berjalan
§  Sensasi kepala terasa ringan
§  Tidak dapat memfokuskan pandangan
§  Lelah
§  Lidah pucat
§  Mulut pahit
(Anonim, 2006)
E.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
§  Ronsen kepala : mendeteksi fraktur dan penyimpangan struktur.
§  Ronsen Sinus : mengkonfirmasi diagnosa sinusitis dan mengidentifikasi masalah masalah struktur, malformasi rahang.
§  Pemeriksaan Visual : ketajaman, lapang pandang, refraksi membantu dalam menentukan diagnosa banding.
§  Skan CT :
Otak : mendeteksi masa intrakranial, perpindahan ventrikuler atau hemoragi intrakranial.
Sinus : mendeteksi adanya infeksi pada daerah sfenoidal dan etmoidal.
MRI : mendeteksi lesi/abnormalitas jaringan, memberikan informasi tentang biokimia, fisiologis, dan struktur anatomi.
Ekoensefalografi : mencatat perpindahan struktur otak akibat trauma.
Angiografi Serebral : mengidentifikasi lesi vaskelur.
HSD : leukositosis : menunjukan infeksi, anemia dapat menstimulasi migren.
Pungsi lumbal : untuk mengevaluasi/mencatat peningkatan tekanan CSS.
( Doenges Marilynn E,2002)
F.    PENATALAKSANAAN MEDIK
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :
Terdiri dari :
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif
Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo :
v Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata
v Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi
v Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala kekiri dan kekanan
v Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur
v Hindari  posisi membungkuk bila mengangkat barang
v Gerakkan kepala secara hati-hati
(Anonim, 2004)

G.   PENGKAJJIAN KEPERAWATAN
1.    Aktivitas/Istirahat :
Gejala : Letih, lelah, malaise.
Ketebatasan akibat keadaan.
Ketegangan mata, kesulitan membaca, lemah.
Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
Sakit kepala yang hebat pada saat perubahan postur tubuh, aktivitas atau karena perubahan cuaca.
2.    Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi.
Tanda : hipertensi
Denyutan vaskuler, misalnya temporal
Pucat, wajah tampak kemerahan

3.    Integritas Ego
Gejala : Faktor-faktor stres emosional/lingkungan tertentu.
Perasaan ketidakmampuan, keputusan, ketidak berdayaan, depresi.
Tanda : kekuatiran ( takut akan sesuatu yang akan terjadi ), ansietas, peka rangsang saat sakit kepala.
Mekanisme represif/defensif ( sakit kepala kronis )
4.    Makanan/Cairan
Gejala : Makanan makanan yang tinggi kandungan vasoaktinya, misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, advokat, MSG, saus, hotdog, daging, tomat, makanan berlemak, jeruk.
Mual- muntah. Anoreksia  selama nyeri ).
Penurunan BB.
5.    Neurosensori
Gejala : Pening, disorientasi ( selama sakit kepala ), tidak mampu berorientasi.
Riwayat kejang, cidera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, infeksi intrakranial, kraniotomi.
Aura : visual, olfaktorius, tinitus
Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras. Epistaksis.
Parestesia, kelemahan progresif/paralisis satu sisi temporer.
Tanda : Perubahan dalam pola bicara/proses pikir.
Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
Penurunan refleks tendon dalam.
Papiledema.
6.    Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Karakterisistik tergantung pada jenis sakit kepala, misalnya :
Migren : mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutaan kuat. Mungkin dimulai sekeliling mata dan atau menyebar kedua mata.
Cluster : Paroksimal, tiba-tiba, tidak berdenyut, unilateral, kuat. Mencakup mata, pelipis, leher, wajah. Hidung tersumbat, cairan terkumpul dibawah mata, rinorea, wajah kemerahan. Biasanya berlangsung 30-90 mnt. Terjadi periode remisi.
Ketegangan Otot : awitan bertahap, bilateral, terasa tertekan, tidak berdenyut, imtermiten, sedang, fronto-oksipital, sesak/kakku, sakit. Mungkin tidak pulih dalam waktu lama.
Meningeal : nyeri berat, menyeluruh, dan konstan. Mungkin menjalar ke daerah leher.
Tumor Otak : nyeri hebat, menetap, menyeluruh atau intermiten, seringkali membuat pasien terbangun. Mungkin terlokalisasi, pada posisi tertentu.
Arteritis temporal : nyeri unilateral atau bilateral pada daerah temporal, biasanya tak berkurang, berdenyut berat, sakit, terasa terbakar.
Pascatraumatis : berat dan bisanya bersifat kronis, kontiniu atau intermiten, setempat atau umum, intensitas beragam, diperburuk oleh gangguan emosional, perubahan posisi tubuh.
Sinus : awitan tiba-tiba. Sakit kepala pada pagi hari sangat hebat. Nyeri bersifat tumpul dan tekanan akibat perubahan posisi memperberat sakit, mungkin hebat, frontal atau terjadi pada salah satu sisi wajah.
Tidak menunjukan keberhasilan dengan pengobatan mandiri menggunakan obat yang dijual bebas atau obat-obatan yang diresepkan.
Tanda : Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
Fokus menyempit.
Fokus pada diri sendiri.
Respon emosional/perilaku terarah, seperti menangis, gelisah.
Otot-otot daerah leher menegang, rigiditas nukal.
7.    Keamanan
Gejala : Riwayat alergi/reaksi alergi
Tanda : Demam ( sakit kepala meningeal )
Gangguan cara berjalan, parestesia, paralisis
Drainase nasal purulen ( sakit kepala pada bagian sinus ).
8.    Interasksi Sosial
Gejala : Perubahan dalam tanggungjawab peran/interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
9.    Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat hipertensi, migren, stroke, penyakit mental pada keluarga.
Penggunaan alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi oral, hormon menepous
Pertimbangan : DRG menunjukan terata lama dirawat : 3,5 hari
Rencana Pulang : Mungkin membutuhkan perubahan pengobatan/tindakan. Bantuan pada tugas tugas rumah selama episode sakit.
( Doenges Marilynn E,2002)

H.   DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
a.     Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
b.    Koping individual tak efektif berhubngan dengan nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri.
c.     Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Vertigo.http://www.info-sehat.com
Doenges E,Marilynn.2002.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.Jakarta:EGC
Syarifuddin.2002.Struktur dan Komponen Tubuh Manusia.Jakarta:Widya Medika
Sue Hin Cliff.1999.Kamus Keperawatan.Jakarta:EGC